Kenapa Siang Panas Sore Hujan? Ini Penjelasan BMKG

4 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Kenapa siang panas sore hujan? Ini penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) perihal perubahan cuaca yang terlalu signifikan terjadi dalam satu hari. Ada banyak orang yang mempertanyakan atau mengeluhkan kenapa bisa terjadi perubahan cuaca yang cukup ekstrem hanya dalam hitungan jam. 

Sebagai contoh saat siang hari sorot matahari terasa sangat terik, tetapi kemudian tiba-tiba sore harinya hujan deras mengguyur. Fenomena ini sering kali terjadi di berbagai wilayah Indonesia, terutama saat memasuki masa pancaroba atau peralihan musim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BMKG menyebut pola ini sebagai bagian dari sirkulasi lokal yang umum terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia. Berikut ini penjelasan selengkapnya dari press release di situs resmi BMKG.

Kenapa Siang Panas Sore Hujan? Ini Penjelasan BMKG

Kenapa siang panas sore hujan? Ini penjelasan BMKG terkait dinamika cuaca yang saat ini masih menunjukkan transisi dari musim hujan menuju kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia. 

Berdasarkan analisis iklim terbaru untuk dasarian kedua Mei 2025, hanya sekitar 11 persen wilayah Zona Musim di Indonesia yang telah memasuki musim kemarau. Sementara itu, mayoritas wilayah, sekitar 73 persen, masih mengalami musim hujan. Ini berarti sebagian besar daerah di Indonesia sedang berada dalam fase pancaroba, yaitu masa peralihan antarmusim.

Pada fase ini, pola cuaca umumnya cerah dari pagi hingga siang hari, kemudian berubah menjadi hujan disertai petir pada sore atau malam. Dalam beberapa hari terakhir, hujan deras bahkan memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah. 

Fenomena di atas bukan hanya dipicu oleh konveksi lokal yang lazim terjadi saat pancaroba, tetapi juga diperkuat oleh pengaruh atmosfer berskala global seperti aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial dan Kelvin, serta gangguan tropis di sekitar barat daya Bengkulu. 

MJO saat ini aktif di wilayah selatan Indonesia dan diperkirakan bertahan dalam beberapa hari ke depan, sementara gelombang Kelvin dan Rossby juga tetap dominan di sebagian besar wilayah. Seluruh fenomena tersebut memicu pembentukan awan hujan yang cukup signifikan, terutama di kawasan selatan dan tengah Indonesia.

Dengan kondisi atmosfer yang masih labil dan cepat berubah, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat berdurasi singkat yang dapat disertai kilat dan angin kencang. Kewaspadaan ini penting untuk mencegah dampak buruk akibat perubahan cuaca yang terjadi secara tiba-tiba.

Fenomena Cuaca Panas di Indonesia Bukan Gelombang Panas

Fenomena cuaca panas yang ada di wilayah Indonesia bukan termasuk gelombang panas atau heatwave. Hal ini seperti yang pernah dijelaskan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat sejumlah wilayah lain di dunia dlanda gelombang panas tepat Mei tahun lalu.

Dia menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pemantauan suhu dan analisis statistik dari BMKG, tidak ada indikator yang menunjukkan bahwa Indonesia tengah mengalami gelombang panas. Fenomena suhu tinggi yang terjadi masih tergolong dalam kategori cuaca panas biasa yang lazim terjadi di wilayah tropis.

Dwikorita menjelaskan, Indonesia memiliki kondisi geografis dan kelautan yang khas, seperti laut yang hangat dan banyaknya kawasan pegunungan, yang menyebabkan pergerakan udara ke atas. 

Kondisi ini memicu terjadinya hujan secara berkala yang berfungsi sebagai penyeimbang suhu, sehingga mencegah terjadinya lonjakan temperatur ekstrem. Itulah sebabnya, meskipun panas terasa menyengat, Indonesia belum mengalami fenomena gelombang panas seperti di negara-negara tetangga.

Suhu yang meningkat ini umumnya disebabkan oleh berkurangnya pembentukan awan dan turunnya intensitas hujan, yang membuat permukaan bumi menyerap lebih banyak panas. Dampak tersebut diperparah dengan tingkat kelembapan udara yang tinggi, membuat udara terasa lebih “gerah” dari biasanya. 

Dwikorita menyebut bahwa cuaca saat ini adalah ciri khas dari masa pancaroba—saat pagi hari cerah, siang hari sangat panas disertai pembentukan awan cepat, lalu hujan turun pada sore hingga malam. Di malam hari pun, rasa gerah bisa tetap terasa jika langit masih berawan dan kelembapan tinggi, namun akan berangsur reda setelah hujan mengguyur.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |