Profil Taku Eto, Menteri Pertanian Jepang Mundur karena Kontroversi Beras

4 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Taku Eto menjadi heboh setelah ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang pada Rabu kemarin, 21 Mei 2025.. Pengunduran diri ini menyusul pernyataan kontroversial Eto dalam sebuah acara pengumpulan dana politik.

Saat oti dia mengaku tidak pernah membeli beras karena selalu mendapatkannya dari para pendukungnya. Pernyataan ini memicu kemarahan publik di tengah lonjakan harga bahan pokok, khususnya beras.

Diktuip dari News Yahoo Japan, Eto lahir pada 1 Juli 1960 di Prefektur Miyazaki, Eto kini berusia 64 tahun. Ia merupakan putra dari politisi senior Takayoshi Eto, yang pernah menjabat sebagai Menteri Konstruksi dan Menteri Transportasi Jepang. Setelah lulus dari Departemen Ekonomi Universitas Seijo, Taku Eto memulai karier politiknya sebagai sekretaris ayahnya, dan kemudian menjabat berbagai posisi strategis di pemerintahan dan parlemen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eto pertama kali terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jepang pada tahun 2003 dari Distrik ke-2 Miyazaki, menggantikan ayahnya yang pensiun dari politik. Sejak saat itu, Eto terus terpilih dalam tujuh periode pemilu berturut-turut dan kini sedang menjalani masa jabatan kedelapan. Basis politiknya berada di Kota Hyuga, sementara ia berasal dari Kota Kadagawa, Prefektur Miyazaki.

Dikutip dari laman resmi pemerintah Jepang Japan Kantei karier Eto mencakup berbagai posisi penting di bidang pertanian dan kebijakan publik. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan pada 2008–2009, kemudian menjadi Menteri Negara bidang yang sama pada 2012. Ia juga pernah menjabat sebagai Penasihat Khusus Perdana Menteri untuk pembangunan daerah dan ekspor produk pertanian pada 2018.

Pada September 2019, Eto untuk pertama kalinya menjabat sebagai Menteri Pertanian di bawah Kabinet Abe. Ia kembali menduduki posisi ini pada November 2024 di bawah Kabinet Perdana Menteri Shigeru Ishiba. Namun, masa jabatan keduanya berakhir prematur setelah hanya enam bulan menjabat karena kontroversi pernyataannya yang dianggap tidak sensitif terhadap penderitaan rakyat akibat melonjaknya harga beras.

Di dalam partai, Eto aktif di berbagai bidang. Ia pernah menjadi Ketua Komite Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan DPR, serta memimpin divisi pertanian dan kehutanan di Partai Demokrat Liberal (LDP). Ia juga dikenal aktif dalam perlindungan industri bunga Jepang.

Dinukil dari kurabuchionsen selain kegiatan politik, Eto memiliki sejumlah hobi seperti memancing, karate dan mengendarai sepeda motor besar. Ia dikenal sebagai sosok yang mencintai kampung halamannya, yang tercermin dari mottonya: "Cinta tak terbatas untuk kampung halaman."

Eto menikah dan memiliki tiga orang putra. Ia dikenal sebagai politisi yang menghargai waktu bersama keluarga di tengah kesibukan tugas-tugas negara.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |