Kakorlantas Polri: Pembekuan 'Tot Tot Wuk Wuk' Masih Dalam Kajian

4 hours ago 2

Bandung, CNN Indonesia --

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho menegaskan bahwa kebijakan pembekuan penggunaan strobo dan sirine kendaraan masih dalam tahap evaluasi.

Selama beberapa waktu terakhir di media sosial pernyataan hingga rekaman video yang menunjukkan 'kemarahan' warga terhadap polah penggunaan strobo dan sirine yang dinilai bukan pada tempatnya sesuai aturan berlaku. Kegelisahan bersama warga itu kemudian mendapatkan istilah 'Setop Tot Tot Wuk Wuk', yang menirukan suara klakson sirine aparat.

Kegelisahan warga itu pun ditangkap institusi pengguna dengan melakukan pembekuan sementara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irjen Agus menyatakan keputusan pembekuan tertentu penggunaan strobo dan sirine kendaraan aparat belum bersifat permanen, karena masih harus melibatkan sejumlah pihak dan pakar untuk menilai efektivitas serta dampaknya di masyarakat.

"Pembekuan itu nanti ada evaluasi, dilanjutkan atau direvisi," ujar Irjen Agus kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/10).

Saat ditanya mengenai durasi pembekuan, Agus mengatakan kajian masih dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk pendapat masyarakat dan pakar transportasi.

"Ya itu masih dikaji karena kita kan harus melibatkan pakar transportasi, pelayanan publik. Dengan kondisi seperti ini tanggapan masyarakat seperti apa. Karena memang saya lihat masyarakat senang," jelas jenderal bintang dua itu.

Meski demikian, Agus menegaskan bahwa kegiatan pengawalan tetap dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

"Pengawalan tetap dilaksanakan, kan ada ketentuannya. Penggunaan juga perlu diprioritaskan saja," tambahnya.

Korlantas Polri sebelumnya membekukan sementara izin penggunaan strobo dan sirine "tot-tot" serta "wok-wok" untuk kendaraan non-prioritas, menyusul banyaknya keluhan masyarakat terkait penyalahgunaan atribut tersebut di jalan raya.

Irjen Agus dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu mengatakan pembekuan ini dilakukan sembari pihaknya mengevaluasi soal penggunaan sirene dan strobo saat pengawalan.

"Kami menghentikan sementara penggunaan suara-suara itu, sembari dievaluasi secara menyeluruh. Pengawalan tetap bisa berjalan, hanya saja untuk penggunaan sirene dan strobo sifatnya dievaluasi. Kalau memang tidak prioritas, sebaiknya tidak dibunyikan," kata Agus lewat keterangan tertulis beberapa waktu lalu.

Agus pun menekankan saat ini penggunaan sirene hanya boleh dilakukan pada kondisi tertentu yang benar-benar membutuhkan prioritas.

"Kalau pun digunakan, sirene itu untuk hal-hal khusus, tidak sembarangan. Sementara ini sifatnya imbauan agar tidak dipakai bila tidak mendesak," ujarnya saat itu.

Dia kala itu menyatakan langkah evaluasi ini diambil sebagai bentuk respons atas aspirasi masyarakat yang merasa terganggu dengan penggunaan sirene dan strobo.

(csr/kid)

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |