Kamboja-Thailand Teken Perjanjian Damai di Malaysia, Trump Jadi Saksi

4 hours ago 2

CNN Indonesia

Minggu, 26 Okt 2025 13:37 WIB

Thailand dan Kamboja resmi menandatangani perjanjian gencatan senjata dalam gelaran KTT ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/10). PM Thailand Anutin Charnvirakul dan PM Kamboja Hun Manet bersalaman di hari penandatanganan kesepakatan damai Thailand-Kamboja di gelaran KTT ASEAN ke-47. (REUTERS/Evelyn Hockstein)

Jakarta, CNN Indonesia --

Thailand dan Kamboja resmi menandatangani perjanjian gencatan senjata dalam kegiatan KTT ASEAN ke-47 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu (26/10).

Perjanjian itu disepakati oleh Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menjadi saksi dalam proses kesepakatan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari AFP, Trump menyebut perjanjian damai kedua negara sebagai langkah monumental yang sangat baik. Ia juga mengucapkan selamat baik kepada Anutin maupun Hun yang telah menandatangani pakta damai.

Kementerian Luar Negeri Kamboja mengatakan, lewat perjanjian tersebut nantinya 18 orang tahanan perang akan dibebaskan atas dasar kemanusiaan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan menyebut pakta damai akan berfokus pada pembentukan pengawas regional di daerah konflik perbatasan.

"Kedua negara harus menarik senjata berat masing-masing wilayah dan kedua negara harus menghancurkan atau menghilangkan ranjau yang telah ditanam di perbatasan kedua negara," jelasnya.

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meledak pada Juli lalu yang menyebabkan bentrokan militer paling mematikan dalam beberapa dekade.

Bentrokan itu menewaskan lebih dari 40 orang dan memaksa sekitar 300 orang mengungsi dari rumah mereka. Kedua negara pun saling tuding melakukan provokasi dan menyerang lebih dulu.

Sebelumnya, Thailand dan Kamboja menyepakati gencatan senjata yang dimediasi Malaysia, dibantu China dan AS. Namun perjanjian itu tidak mengubah situasi malah kedua negara saling tuduh telah melanggar kesepakatan.

(tfq/els)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |