Kedubes AS di Libya Bantah Isu Relokasi Warga Palestina

5 days ago 4

TEMPO.CO, Jakarta -Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Libya membantah laporan bahwa pemerintah AS sedang menyusun rencana untuk memindahkan paksa warga Palestina dari Jalur Gaza ke Libya. Adapun sebelumnya Presiden Donald Trump dikabarkan tengah berupaya memindahkan warga Palestina ke Libya.

"Laporan tentang dugaan rencana untuk merelokasi warga Gaza ke Libya tidak benar," kata kedutaan AS di platform X pada Ahad dikutip dari Arab News.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah Persatuan Nasional yang diakui secara internasional yang berpusat di Tripoli belum memberikan komentar. 

Trump sebelumnya mengatakan bahwa ia ingin Amerika Serikat mengambil alih Jalur Gaza dan memindahkan penduduk Palestina ke tempat lain.

Warga Palestina dengan keras menolak rencana apa pun yang mengharuskan mereka meninggalkan Gaza, membandingkan gagasan tersebut dengan "Nakba" atau "malapetaka" pada 1948, ketika ratusan ribu orang kehilangan rumah mereka dalam perang yang menyebabkan berdirinya Israel.

Ketika Trump pertama kali melontarkan gagasannya setelah menjabat sebagai presiden, ia mengatakan ingin sekutu AS, Mesir dan Yordania, menerima orang-orang dari Gaza.

Kedua negara menolak gagasan tersebut, yang menuai kecaman global, dengan warga Palestina, negara-negara Arab, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa hal itu akan menjadi pembersihan etnis.

Pada Kamis, 15 Mei 2025, NBC News melaporkan bahwa pemerintahan Trump sedang menyusun rencana untuk merelokasi secara permanen sebanyak satu juta warga Palestina dari Jalur Gaza ke Libya.

NBC News mengutip lima orang yang mengetahui masalah tersebut, termasuk dua orang yang memiliki pengetahuan langsung dan seorang mantan pejabat AS.

Pada April lalu, Trump mengatakan warga Palestina dapat dipindahkan "ke berbagai negara, dan ada banyak negara yang akan melakukan itu."

Selama kunjungan ke Qatar minggu ini, Trump menegaskan kembali keinginannya untuk mengambil alih wilayah tersebut. Trump mengatakan bahwa ia ingin melihatnya menjadi "zona kebebasan" dan tidak ada lagi yang perlu diselamatkan.

Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa ia ingin mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah."

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |