Kepala BGN: MBG Jangkau Dua Fase Krusial Kehidupan

3 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digaungkan Presiden RI Prabowo Subianto telah menjadi langkah strategis untuk cegah stunting di kalangan anak keluarga miskin.

"Makan bergizi ini sering disebut Pak Presiden Prabowo Subianto sebagai langkah strategis. Kenapa demikian? Karena penduduk Indonesia masih tumbuh 6 orang per menit, 3 juta per tahun, dan masih akan terus tumbuh mencapai 324 juta di tahun 2045," ucap Dadan dalam acara Leadership Forum 'Makan Bergizi Hak Anak Indonesia', Kamis (18/12) malam.

Dadan mengatakan berdasarkan data statistik, anak-anak Indonesia mayoritas tumbuh berasal dari rumah tangga dengan pendidikan orang tua rata-rata 9 tahun (SMP). Khusus di tiga provinsi besar: Jawa Barat 8,8 tahun, Jawa Tengah 8,01 tahun, Jawa Timur 8,11 tahun. Itu artinya keluarga di tiga provinsi itu rata-rata lulusan SD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu yang menghasilkan, keluarga lebih dari 2,5. Karena anggota rumah tangga kalangan miskin angkanya 4,78. Itu artinya kalau ada satu ibu, satu bapak, anaknya rata-rata 2,78. Jadi kalau ada 100 keluarga miskin, itu 78 keluarga anaknya tiga, 22 keluarga anaknya dua," ucap Dadan.

Lebih lanjut Dadan menyebut kalau digabungkan antara kelurga miskin dan rentan miskin, maka anggota rumah tangganya menjadi 2,56. Itu artinya kalau ada 100 keluarga gabungan miskin dan kelas miskin, maka 56 keluarga anaknya tiga dan 44 keluarga anaknya dua.

"Itulah kenapa tidak mengherankan ketika kita lakukan intervensi, maka 60 persen anak tersebut tidak punya akses terhadap menu gizi seimbang. 60 persen anak itu juga hampir enggak pernah minum susu karena tidak mampu beli susu," ujar Dadan.

"Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia hadir untuk memberikan hak kepada anak-anak tersebut agar mendapatkan menu dengan bergizi seimbang," sambungnya.

Dadan mengatakan program MBG menargetkan untuk memenuhi hak gizi anak mulai dari dalam kandungan, ibu hamil, ibu menyusui, balita, siswa PAUD hingga SMA, santri, serta sekolah keagamaan lainnya.

Program MBG, disebut Dadan, diharap bisa menciptakan generasi mendatang yang pintar karena kebutuhan gizinya terpenuhi di dua titik krusial dalam hidup.

"Ada dua titik penting dalam kehidupan. Di mana titik penting pertama adalah 1000 hari kehidupan. Oleh sebab itu, kita sisir ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, itu untuk mencegah stunting dan menghasilkan perkembangan otak yang maksimal sehingga lahir dengan kecerdasan di atas rata-rata," ucap Dadan.

Sementara untuk titik penting kedua, Dadan menyebut momen anak tumbuh dari 8 sampai 18 tahun, yang penting agar menghasilkan pertumbuhan fisik yang luar biasa. Dengan intervensi gizi yang tepat pada dua fase krusial ini, Dadan menegaskan manfaat jangka panjang program tersebut.

"Program ini diharapkan bisa menghasilkan generasi Indonesia mendatang yang pintar karena 1000 hari pertamanya kita intervensi, kemudian tumbuh fisik maksimal sehingga dihasilkan generasi yang pintar dan fisik kuat," ujar Dadan.

(kna/har)

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |