Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menegaskan pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang bagi generasi muda Indonesia. Hal ini disampaikan dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang mengusung tema Resiliensi Ekonomi Domestik sebagai Fondasi Menghadapi Gejolak Dunia, Selasa (28/10).
Pernyataan tersebut muncul menanggapi pertanyaan salah satu peserta sarasehan, Ninasapti Triaswati, terkait skor Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia yang terus menurun sejak 2006.
Merespons kekhawatiran tersebut, Mu'ti menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama adalah mengubah persepsi masyarakat terhadap mata pelajaran Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) yang sering dianggap sulit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemendikdasmen telah menggulirkan Gerakan Numerasi Nasional, sebuah gerakan yang membangun budaya numerasi sejak dini dengan cara yang menyenangkan agar anak-anak Indonesia tidak hanya terampil berhitung, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, dan adaptif dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10).
Ia pun memperkenalkan konsep STEM 3M, yaitu pendekatan pembelajaran STEM yang Mudah, Murah, dan Menarik. Ia mencontohkan, pengenalan matematika dapat dimulai sejak jenjang taman kanak-kanak melalui permainan logika sederhana.
Lebih lanjut, Mu'ti memaparkan sejumlah tantangan yang tengah dibenahi oleh Kemendikdasmen, meliputi pemerataan akses pendidikan di daerah 3T, kesenjangan mutu antarwilayah maupun antarsekolah, serta peningkatan kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemendikdasmen menjalankan sejumlah program prioritas, antara lain revitalisasi lebih dari 16 ribu satuan pendidikan, percepatan perbaikan infrastruktur sekolah, serta digitalisasi pembelajaran melalui penyediaan Papan Interaktif Digital/Interactive Flat Panel (IFP), laptop, dan materi ajar digital.
Peningkatan kompetensi guru juga menjadi fokus utama melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG), pelatihan deep learning, coding, kecerdasan buatan, dan bimbingan konseling.
"Secanggih apapun teknologi, guru tetaplah agen peradaban. Karena itu, kualitas guru harus menjadi prioritas," tegas dia.
Mu'ti juga menyinggung tiga jalur pembelajaran sesuai Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu jalur formal di sekolah resmi dengan kurikulum nasional, informal melalui kegiatan komunitas, dan non-formal lewat program terstruktur seperti paket penyetaraan A, B, C dan homeschooling.
Saat ini, Kemendikdasmen telah memberikan perhatian khusus terhadap homeschooling. Karena sejatinya, pendidikan bukan hanya tentang gedung sekolah, namun tentang memastikan setiap anak Indonesia, di mana pun mereka berada, mendapat akses belajar yang berkualitas.
"Kami ingin memastikan semua anak usia sekolah mendapatkan pendidikan bermutu untuk semua, tanpa ada yang tertinggal," tuturnya.
Mu'ti menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan tidak dapat ditanggung pemerintah sendiri. Dibutuhkan partisipasi semua pihak, mulai dari sekolah, keluarga, masyarakat, dan media merupakan empat ekosistem yang harus bekerja sama dalam mendukung investasi jangka panjang generasi muda.
Terkait lulusan SMK, ia pun menyinggung Program Pengembangan SMK Tahun 2025. Strategi tersebut meliputi Program SMK Pusat Keunggulan Skema Penguatan Pembelajaran Mendalam, dan Program Pengajaran Berbasis Pabrik Teaching Factory (TeFa).
Di samping itu juga ada Program Proyek Kreatif dan Kewirausahaan, Program Penguatan Akses Kebekerjaan Luar Negeri, Program Sertifikasi Bahasa Asing Murid SMK, serta Program Sertifikasi Kompetensi Murid SMK.
"Pesannya jelas, yaitu bagaimana menghasilkan sumber daya manusia lulusan SMK yang adaptif, kompeten, dan meningkatkan relevansi pendidikan SMK dengan kebutuhan dunia kerja, industri, dan pasar global," pungkas Mu'ti.
Menutup paparannya, Mu'ti menyampaikan bahwa pendidikan bukan hanya proses transfer pengetahuan, tetapi juga upaya bersama untuk membangun peradaban. Ia berharap kolaborasi berbagai pihak dapat memperkuat investasi jangka panjang menuju tercapainya generasi emas 2045 dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur.
(rir)

4 hours ago
1















































