Neraca Dagang Indonesia dengan Thailand Defisit Sejak 2011

5 days ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan resmi ke Thailand, Senin, 19 Mei 2025. Dia bertemu Raja Thailand,Yang Mulia Maha Vajiralongkorn, di Amphorn Royal Palace, Bangkok dan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra.

Kunjungan Prabowo ini bertujuan meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia-Thailand. Data Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan, neraca perdagangan Indonesia dengan Negeri Siam selalu defisit. Pada 2024, nilai defisit perdagangan Indonesia dengan Thailand mencapai 1,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Pada tahun ini, nilai ekspor Indonesia ke Thailand mencapai 7,703 miliar dolar AS sementara nilai impor mencapai 9,573 miliar dolar AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nilai defisit perdagangan Indonesia dengan Thailand pada 2024 menciut dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2023, nilai defisit perdagangan Indonesia dengan Thailand pada 2023 mencapai 3,08 miliar dolar AS. Nilai ekspor Indonesia ke Negeri Siam mencapai 7,22 miliar dolar AS pada 2023 sementara nilai impor sebesar 10,25 miliar dolar AS.

Indonesia menjual minyak, batu bara, produk perikanan, kertas dan lainnya. Sementara Indonesia mengimpor berbagai komoditas dari Thailand diantaranya; beras, mesin, kendaraan, suku cadang dan lainnya.

Dikutip dari Antara, 19 Mei 2025, pertemuan Prabowo dengan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menghasilkan pencapaian konkret berupa pembentukan government-to-government strategic partnership (kemitraan strategis antarpemerintah) yang dirancang sebagai kerangka kerja sama jangka panjang di berbagai sektor krusial.

Kerangka kerja sama tersebut mulai dari isu politik dan keamanan, memberantas kejahatan perdagangan manusia, dan judi ilegal hingga memperkuat hubungan perdagangan, investasi, serta pariwisata.

Menurut Paetongtarn, pertemuan tersebut juga menandai peluncuran konsultasi pemimpin reguler Indonesia dan Thailand sebagai mekanisme diplomatik baru yang akan mempererat komunikasi antarkepala pemerintahan pada masa mendatang. Menurutnya, forum ini sebagai fondasi strategis untuk memperkuat solidaritas Asia Tenggara.

Hendrik Yaputra dan Savero Aristia Wienanto ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Aksi Kreatif Mahasiswa UGM Menolak Tentara Masuk Kampus

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |