Seorang pemilik restoran di Phuket, Thailand, meminta pemerintah menambah toilet umum setelah turis asing buang air besar di depan tempat usahanya
27 Mei 2025 | 17.13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Phuket menjadi salah satu destinasi liburan wisatawan asing paling populer di Thailand. Tempat ini memiliki banyak fasilitas untuk turis, tapi sayangnya jumlah toilet umumnya masih kurang. Walhasil, wisatawan asing buang air besar sembarangan.
Seorang pemilik restoran Thailand di Phuket meminta pemerintah menambah jumlah toilet umum setelah turis asing buang air besar di luar tempat usahanya pada dua kesempatan terpisah. Pananut Asawapitakchon, pemilik Restoran Salaloy di Pantai Rawai, membagikan detail kejadian tidak mengenakkan tersebut di akun Facebook miliknya pada 22 Mei. Ia menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi dua kali sebelumnya, minggu lalu dan minggu ini, saat restoran tersebut tutup. Pananut juga membagikan foto insiden terakhir dalam unggahannya yang memperlihatkan turis asing itu memegang tisu bekas di tangannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sebuah wawancara setelah unggahannya viral, Pananut mengatakan bahwa ia sempat keluar untuk meminta turis tersebut membersihkan area tempat ia buang air besar. “Awalnya dia tidak mau bertanggung jawab, tetapi setelah berbicara sebentar, dia membersihkan tempat dia buang air besar. Tetapi tempat itu tidak cukup bersih, jadi saya harus membersihkannya sendiri lagi,” kata dia, seperti dilansir Khaosod, Senin, 26 Mei 2025.
Turis Boleh Pakai Toilet Restoran
Pananut menyatakan bahwa restorannya biasanya mengizinkan pengunjung yang sangat membutuhkan jamban untuk menggunakan fasilitas di dalamnya, terlepas dari apakah mereka makan di sana atau tidak. Sebab, menurut dia, turis itu membelanjakan uangnya di Thailand untuk hal lain, sehingga mendatangkan uang ke Thailand dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal.
Meskipun bersedia menyediakan akses kamar mandi gratis, insiden tersebut terjadi saat restoran tutup. Karena tidak ada kamar mandi umum di dekatnya, para turis terpaksa buang air besar di luar tempat usahanya.
Karena itu, dia berharap jumlah toilet di tempat wisata di Phuket ditambah. Ia bahkan bersedia menanggung biaya yang terkait dengan pemeliharaan toilet, seperti air, listrik, pembersihan, tisu toilet, dan sabun, untuk mendukung pariwisata dan ekonomi lokal. Ia yakin bahwa menyediakan akses tersebut juga akan menguntungkan bisnisnya dalam jangka panjang.
Ia mengungkapkan rasa prihatinnya kepada staf restorannya yang harus membersihkan kotoran itu. Padahal, itu bukan bagian dari tugasnya.
Minta Ditangani Serius
Menurut dia, insiden tersebut menggambarkan bahwa Phuket yang merupakan destinasi wisata kelas dunia gagal memenuhi standar dasar dalam melayani pengunjung. Ia meminta lembaga pemerintah terkait untuk menangani masalah ini dengan serius, meskipun tampaknya masalah itu kecil.
“Permasalahannya tidak mendesak, tetapi saya ingin menyerahkan masalah ini untuk perbaikan lebih lanjut. Sementara itu, saya akan terus mengumpulkan urin atau feses sendiri," kata dia, seperti dilansir Thaiger.
Insiden turis buang air sembarangan di Thailand bukan hal baru. Sebelum di Phuket, hal yang sama pernah dikemukakan netizen Thailand setelah beberapa turis asing kedapatan buang air kecil di tempat umum, seperti di tuk tuk. Selain mengkritik perilaku sembrono turis,warganet juga mengemukakan bahwa hal itu juga disebabkan kurangnya toilet umum yang dapat diakses turis di tempat wisata.