TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang hari Idul Adha 1446 Hijriyah yang diperkirakan akan jatuh pada 6 Juni 2025, umat muslim dianjurkan untuk mempersiapkan dengan baik dalam memilih hewan kurban.
Pemilihan hewan yang tepat dan sehat bukan hanya agar kurban sah secara syariat, tetapi juga demi keamanan dan kesehatan konsumsi daging kurban.
Hewan Kurban yang Diperbolehkan
Jenis hewan yang boleh dijadikan kurban antara lain unta, sapi, kerbau, kambing, dan domba. Namun, tidak semua hewan yang ada layak untuk dikurbankan. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, terutama terkait kondisi kesehatan dan umur hewan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Pastikan Hewan Kurban dalam Kondisi Sehat
Dilansir dari Dinas Perikanan dan Peternakan Pemerintah Kabupaten Banyumas, hewan kurban harus bebas dari penyakit dan cacat fisik. Ciri-ciri hewan sehat meliputi:
- Cuping hidung basah dan bersih.
- Bulu bersih, mengkilap, dan tidak kusam atau berdiri.
- Tidak kurus, lincah, dan memiliki mata yang bersinar.
- Nafsu makan baik dan responsif saat diberi pakan.
- Lubang tubuh bersih dan kotoran normal (tidak encer atau berdarah).
- Suhu tubuh normal, tidak menunjukkan gejala demam.
- Tidak menunjukkan tanda-tanda sakit seperti diare, lemas, mata kotor, leleran dari hidung, kudis, atau luka di tubuh.
Selain itu, hewan yang cacat seperti pincang, buta, patah tanduk, putus ekor, atau terdapat luka pada kulitnya tidak sah untuk dijadikan kurban.
Pastikan juga hewan yang dibeli memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) atau Sertifikat Veteriner (SV) sebagai bukti bahwa hewan tersebut sudah diperiksa kesehatannya oleh petugas.
2. Usia Hewan Kurban Harus Sesuai
Menurut syariat, kambing atau domba yang dijadikan kurban minimal berumur 1 tahun, sedangkan sapi atau kerbau minimal berumur 2 tahun. Cara mudah untuk memeriksa umur hewan adalah melalui catatan kelahiran dari pemilik ternak atau dengan pemeriksaan gigi:
- Pada kambing atau domba, jika dua gigi susu depan telah tanggal, berarti umur sudah sekitar 12-18 bulan.
- Pada sapi atau kerbau, usia sekitar 24 bulan ditandai dengan gigi susu sudah tanggal.
3. Pemeriksaan Antemortem oleh Dokter Hewan
Dokter hewan, Lucky Diba G. menekankan pentingnya pemeriksaan antemortem atau sebelum pemotongan hewan. Tujuannya adalah memastikan hewan cukup istirahat, sehat, dan tidak mengidap penyakit menular atau zoonosis yang berbahaya bagi manusia.
- Pemeriksaan dilakukan dengan beberapa langkah:
- Periksa hewan dalam posisi berdiri dan bergerak untuk menilai keaktifan dan kelincahan.
- Amati jenis kelamin, umur, tanda-tanda penyakit, sikap, kebersihan, dan perilaku hewan.
- Lihat dari berbagai sisi (kanan, kiri, depan, belakang).
- Cek kondisi gigi, kuku, bulu, lubang tubuh, dan mata.
- Berikan pakan untuk mengecek nafsu makan dan kemampuan menelan.
4. Ciri Hewan Kurban Sehat dan Layak
Lucky menjelaskan ciri-ciri hewan yang layak kurban:
- Kepala tegak dan sigap, tidak menunduk.
- Mata bening dan bersinar.
- Hidung basah dan tidak berlebihan meludah atau berliur.
- Kotoran normal, tanpa darah.
- Urine berwarna kuning cerah (kuning jerami).
- Bergerak normal tanpa kesulitan.
- Bernapas normal tanpa suara berlebih.
- Gusi berwarna merah segar, mukosa sehat tanpa luka atau sariawan.
- Tidak ada tanda kejang, memar, luka, abses, patah tulang, atau stres akibat suhu ekstrem.
5. Pemeriksaan Postmortem Setelah Pemotongan
Pemeriksaan postmortem dilakukan untuk memastikan daging hewan kurban aman dikonsumsi dan tidak mengandung kelainan. Pemeriksaan ini mencakup observasi visual, perabaan, dan sayatan pada karkas, daging, dan jeroan.
Selain aspek kesehatan, pemeriksaan ini juga menjamin bahwa proses pemotongan sudah sesuai dengan ketentuan Islam (halal) dan standar kebersihan yang baik.
Antara turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Dinas Imbau Pemotongan Hewan Kurban Terapkan Eco Qurban
