Ahmad Muzani Bilang Jadwal Upacara Hari Lahir Pancasila Menyesuaikan Kehadiran Megawati

1 day ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Ahmad Muzani tidak membantah bahwa perubahan jadwal upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 2025 turut mempertimbangkan kehadiran Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

“Iya, menyesuaikan semuanya,” ujar Muzani ketika ditanya soal faktor kehadiran Megawati sebagai salah satu pertimbangan penyesuaian jadwal Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, seperti dilansir Antara, Senin, 2 Juni 2025.

Menurut Muzani perubahan dilakukan agar seluruh tokoh penting, termasuk Megawati, dapat hadir dalam momentum bersejarah tersebut. Saat disinggung kemungkinan adanya tindak lanjut pertemuan antara elite politik itu, Muzani  belum bisa memberikan kepastian. “Sepertinya begitu, tapi saya belum tahu,” kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra ini.

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengumumkan penyesuaian pelaksanaan Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025 melalui Surat Edaran Kepala BPIP Nomor 5 Tahun 2025 sebagai perubahan kedua atas Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2025.

Langkah ini dilakukan untuk penyempurnaan pelaksanaan kegiatan nasional tersebut, yang dikoordinasikan bersama Kementerian Sekretariat Negara. Sesuai edaran tersebut, Upacara Bendera Peringatan Hari Lahir Pancasila di tingkat pusat dilaksanakan Senin, 2 Juni pukul 09.00 WIB di halaman Gedung Pancasila, Jakarta.

Dalam upacara yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto itu turut hadir di antaranya Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, dan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla.

Megawati berbaris diapit Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran sebelum upacara dimulai. Terdapat pula momen keakraban Prabowo dan Megawati yang tertangkap di ruang tunggu Gedung Pancasila.Salah satunya saat keduanya duduk di meja oval ruangan. Prabowo berkelakar kepada Megawati yang duduk berhadapan dengannya untuk mencairkan suasana. "Ibu agak kurus, Bu. Waduh, luar biasa. Ibu kurus. Diet Ibu berhasil," kata Prabowo.

Mendengar hal itu, Megawati pun seakan mengiyakan. "Oh iya, diet kurus itu," katanya


Tanggapan PDIP dan Golkar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Dewan Pimpinan Pusat  PDIP Said Abdullah mengatakan bahwa Prabowo dan Megawati memang sudah bersahabat sejak lama. "Hubungan keduanya terajut dengan baik sejak lama, baik dalam konteks politik, apalagi dalam urusan strategis menyangkut ideologi negara Pancasila," ujar Said dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Said pun mengungkapkan bahwa dalam pidato sambutannya, Prabowo menyebut nama Megawati paling awal sebelum para tokoh lainnya. "Sangat terlihat Presiden Prabowo memberi tempat terhormat kepada Ibu Mega, baik selaku presiden kelima RI maupun sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP. Saya kira ini melampaui hubungan urusan pragmatis politik," tuturnya.

Selain itu, kata Said, dalam pidato Prabowo juga menegaskan pentingnya bangsa untuk bersatu agar menjadi bangsa yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan kebangsaan dan kenegaraan yang tidak mudah.

Menurut dia, Megawati tentunya menyambut baik gagasan dan pikiran Presiden Prabowo tersebut. Di sisi lain, Said berpendapat keakraban Megawati dan Prabowo juga melanjutkan tradisi dari para pemimpin bangsa sebelumnya

Dulu, kata dia, banyak para tokoh politik bangsa yang berbeda haluan politik dan berbeda dalam menempuh jalan kebijakan, namun tetap bisa berhubungan baik, menjaga silaturahim, bahkan saling tunjuk untuk menjadi imam shalat berjamaah bersama.

"Kita juga teringat bagaimana Buya Hamka menjadi imam shalat jenazah Presiden Soekarno, padahal hubungan mereka berdua cukup keras dalam soal politik," katanya.

Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menilai peringatan Hari Lahir Pancasila yang dihadiri Megawati Soekarnoputri hingga Try Sutrisno, menjadi momentum memperkuat komitmen dalam menjalankan pemerintahan yang berpihak pada Pancasila.

Menurut Bahlil kehadiran tokoh nasional itu menunjukkan semangat kebangsaan yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. "Saya pikir, ini sebuah hal yang positif ya. Jadi tidak hanya kita merayakan secara seremoni, tapi kita harus memaknai hari lahirnya Pancasila sebagai pedoman untuk mengurus rakyat dengan baik," katanya.

Pilihan Editor: Sejarah dan Makna Peringatan Hari Lahir Pancasila 

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |